SEIMBANG.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadapi sejumlah pertanyaan saat mengisi talkshow Inspirasi Ramadan di Masjid Salman ITB, Bandung, Minggu (19/6). Pertanyaan tersebut antara lain soal konsep smart city yang didengungkan Pemerintah Kota Bandung.
Tetapi sebelum menjawab, Wapres Jusuf Kalla sempat mengeluhkan sound system Masjid Salman yang kurang jelas, pengeras suaranya sedikit pecah.
"Soundnya tidak jelas. Delapan puluh persen di masjid kan mendengar, 10 persen ibadah dan 10 persen lagi berdoa," katanya.
Mestinya, kata dia, masjid sebagus Salman memiliki sound system yang sangat baik. Apalagi Masjid Salman berada di lingkungan ITB yang merupakan kampus teknologi tinggi.
Mengenai smart city, di era teknologi informasi ini menjadi keniscayaan. Smart city merupakan kota yang memadukan teknologi informasi dalam sistem tata kota atau pemerintahannya.
Saat ini, kata dia, semua orang akrab dengan gadget, setiap orang memiliki ponsel pintar. Ia mengibaratkan smart city sebagai ponsel pintar yang bisa dipakai menyimpan atau mencari informasi apapun, termasuk pornografi.
Ponsel pintar juga bisa dipakai menyimpan Al Quran. "Jadi orang kalu mau buka HP harus wudlu dulu, karena ada Alqurannya," katanya setengah bercanda.
"Di HP biasa ada Alquran dan gambar porno, tergantung bagaimana kita memilihnya. Begitu juga dengan smart city. Smart city tak bisa dihindari," paparnya.
Bagi masjid teknologi tinggi juga tidak bisa dihindari. Masjid harus menerapkan teknologi informasi. Misalnya membuat aplikasi, sehingga tahu apa program masjid, siapa yang menjadi pemateri ceramah dan seterusnya.
"Saya sudah meminta Dewan Masjid juga bikin aplikasi, masa aplikasi masjid lebih jelek dari GoJek. Harus lebih baik dari GoJek," katanya.
Begitu juga universitas, tidak bisa menghindari kemajuan teknologi. Pendaftaran mahasiswa baru di universitas saat ini sudah tidak zaman lagi menggunakan formulir atau banyak kertas.
Jika kampus masih mengandalkan kertas, maka kampus tersebut akan kesulitan menyimpan dokumen. Dengan bantuan teknologi data mahasiswa disimpan dalam komputer. "Jadi smart city tak mungkin terhindari," katanya. (ma)